Bukittinggi – Lantunan ayat suci Al-Qur’an yang bergema di ajang MTQ Nasional Tingkat Sumatera Barat ke-41 membawa kebanggaan tersendiri bagi Pondok Qur’an Cahaya Diatas Cahaya Bukittinggi. Tiga alumni pesantren tersebut, Hannum Kamilah, Muhammad Yahya Radhi, dan Wafik Azizah, melangkah ke panggung bergengsi dengan membawa hafalan, ketekunan, dan nilai-nilai Qur’ani yang mereka tanam sejak di bangku pesantren.
Hannum Kamilah dan Muhammad Yahya Radhi tampil pada cabang tahfidz 30 juz, sementara Wafik Azizah mengikuti cabang tahfidz dan tilawah 5 juz. Di balik penampilan mereka, tersimpan perjalanan panjang penuh disiplin, pengorbanan, serta kesabaran dalam menjaga hafalan Al-Qur’an.
Ketua Yayasan Cahaya Diatas Cahaya Bukittinggi, Dwi Warna Komalasari, S.Si., MM., yang akrab disapa Umi Sari, mengungkapkan kepada awak media via WhatsApp pada Selasa (16)12/2025) bahwa Hannum mampu menyelesaikan hafalan 30 juz dalam waktu 22 bulan dengan hafalan yang kuat dan melekat. Sementara Muhammad Yahya Radhi, meski masih berusia muda, telah memperoleh dua sertifikat Mutun dari Masjid Nabawi Madinah dengan predikat Mumtaz, sebuah capaian yang membanggakan tidak hanya bagi pesantren, tetapi juga bagi keluarganya.
Lebih dari sekadar prestasi, keikutsertaan para alumni ini mencerminkan filosofi pendidikan Pondok Qur’an Cahaya Diatas Cahaya yang menanamkan adab, keistiqamahan, serta pengamalan nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Para santri tidak hanya dibimbing untuk menghafal, tetapi juga diajarkan untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
Pihak pesantren menyampaikan rasa syukur atas keberanian dan kesungguhan para alumni yang telah berkompetisi di tingkat provinsi. Harapannya, langkah mereka dapat menjadi inspirasi bagi santri lainnya untuk terus mencintai Al-Qur’an dan menyalurkan syiar Islam melalui prestasi yang membangun.
Melalui MTQ Nasional ke-41 ini, Pondok Qur’an Cahaya Diatas Cahaya Bukittinggi mendoakan agar Hannum Kamilah, Muhammad Yahya Radhi, dan Wafik Azizah senantiasa istiqamah bersama Al-Qur’an, serta kelak tumbuh menjadi generasi Qur’ani yang menerangi keluarga, masyarakat, dan umat.
Penulis:
Rahma Tsabita Solihin

Updates.